Tuesday 3 January 2012

Ini Aku


  • Mungkin ini cobaan yang Tuhan berikan padaku. Aku menahan rasa perih ini, rasanya sakit sekali. Hari-hariku tidak pernah pudar dari cacian teman-temanku di kampus. Aku tidak bisa merasakan masakan buatan ibuku dan aku tidak bisa bernyanyi dengan indah di orkestra seperti teman-temanku yang lain. Aku tidak berani mengatakan "Aku cinta padamu Ibu.", karena aku yakin saudara-saudara kandungku akan menertawaiku lagi. Tapi, aku masih punya teman-teman yang baik hatinya. Mungkin, mereka mau berteman denganku karena mereka kasihan padaku.

    Aku, manusia tanpa lidah. Bayi tanpa lidah? Tentu saja mertua ibuku benci pada bayi seperti aku. Beliau menyuruh ibuku untuk membunuhku atau mengadopsi seorang anak normal saja. Tapi, ibuku enggan melakukan itu, betapa ibuku sangat menyayangi aku. Aku juga sangat menyayangi ibu.

    Sebagian besar hari-hariku ku habiskan di kampus ini. Di sini aku mengambil jurusan musik klasik dan sekarang aku berada di semester keenam. Ketika di konser, magister-magister musik selalu memuji permainan musikku, mereka mengatakan bahwa aku berbakat menjadi seorang komponis musik klasik. Aku selalu dipilih untuk bermain musik di orkestra. Dan kau tahu? Aku tidak pernah terpilih untuk bernyanyi di orkestra, padahal aku  sangat mengimpikan dapat bernyanyi di orkestra. Vocalku sangat buruk, ini semua karena aku tidak memiliki lidah.

    Aku pernah memohon kepada pimpinan musik untuk mengijinkanku bernyanyi di sebuah orkestra, tidak apa-apa jika aku hanya bernyanyi satu kali. Lalu, beliau menjawab "Apakah kau ingin menghancurkan orkestra kita? Permainan musikmu sungguh luar biasa, Elis! Banyak magister-magister musik yang memuji hasil kerja kerasmu! Mereka menginginkan penerus yang hebat sepertimu! Tolong jangan mengecewakan harapan mereka padamu, harapan orangtua kepadamu, termasuk harapan saya kepadamu!" Antara sedih dan terharu, aku hanya tersenyum mendengarkan kata-kata yang dilontarkan pimpinan musik.

    Aku memang tidak memiliki lidah dan tidak bisa bernyanyi, tapi aku masih memiliki musik! Walaupun aku tidak bisa memuji masakan buatan ibuku,walaupun aku tidak bisa bernyanyi dengan indah di orkestra seperti teman-temanku yang lain, walaupun aku tidak berani mengatakan "Aku cinta padamu Ibu.". Tapi, aku bisa menyampaikan semua yang ingin aku "ucapankan" melalui alunan musik klasik.

    "uhang, eima haih hahah awuengah-Mu." (Tuhan, terima kasih atas anugerah-Mu.)

    Pesan: di balik kekurangan, pasti ada kelebihan

      • Kwek Li Na Baru kali ini baca manusia tanpa lidah. Penasaran saya apa seperti ini ada ya?
        Sekali pun fiksi tetap berdasar sesuatu yang masuk akal.

        sebaris kata pesan tak perlu ditulis. Biar pembaca merdeka untuk menilai.
      •  cukup menarik. Akan lebih menarik jika ada percakapan juga tokoh elis digambarkan.

        Terus menulis

      • Tina Yanesh orang2 Disabilitas ini memang bisa menjadi tema yang menarik, kisah mereka bisa jadi insfirasi, karena kekurangan mereka menjadi " keistimewaan " pada yang bersangkutan...
        semangat menulis mbak Nabilah


1 comments:

  1. Assalamu'alaikum.
    Nabilah Tabriz... Tulisanmu indah sekali

    ReplyDelete