Pelatihan Empatik I Menulis FLP Taiwan

Kamu suka menulis? Pengen jadi penulis? Gabung bersama kami, Forum Lingkar Pena Taiwan Pelatihan Empatik Menulis FLP Taiwan (rekrutmen anggota) hari/tgl : Ahad, 11 maret 2012 tempat : Pondok Budaya Taipei waktu : 09.00-15.00.

Penulisan Huruf Dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

EYD adalah rangkaian aturan yang wajib digunakan dan ditaati dalam tulisan bahasa indonesia resmi. EYD mencakup penggunaan dalam 12 hal, yaitu penggunaan huruf besar (kapital), tanda koma...

Lomba FTS ( Flash True Story ) FLP Taiwan - Perjuangan Hidup Di Negeri Formosa

Yuk, tuliskan pengalaman seru, haru, menginspirasi dan bahagia kalian, dan ikuti lomba perdana dari FLP Taiwan. Tema kita kali ini adalah "Perjuangan Hidup Di Negeri Formosa".

Ku coba memaknai semuanya dengan kekerdilan iman yang ku miliki

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui" Qs. 2: 216

Tips Menulis Latar

Latar adalah tempat dan waktu dalam sebuah cerita. Latar bisa berupa tempat nyata, tetapi mungkin juga sebuah tempat fiktif. Beberapa tips untuk membuat latar kita hidup, diantaranya:

Sunday 12 July 2015

Puisi Pilihan 9 Juli 2015

Sajak Rindu Lailatul Qadar
(Zikriani Putri)

Rinai hujan tak lagi tertahan Basah kuyup menetes bak embun di ujung daun Nyeri menggerayangi persendian Tersungkur dalam lembah ketakutan
Masihkah ada cahaya pelita Di gelap jiwaku yang khilaf Aku katakan untuk bertaubat Dalam merepih alur penuh maksiat
Malam seribu malam aku bermunajat Melebur dalam kesunyian yang menjuntai Bertirakat mengindahkan asma-Nya Menengadah kedua tangan memohon ampunan
Di malam LAILATUL QADAR Mendung berduyun-duyun Langit mengisyaratkan pilu Mengalunkan irama kidung rindu

*Taiwan, 9 Juli 2015*




Yaa Rabbi Ampuni Aku (Yoan Chandra)

Malam lailatul qadar Malam mulia, malam seribu bulan Malaikat Allah turun ke bumi Menebar rahmat Illahi
Yaa Rabbi…. Tak dapat kupatri rindu ini Ingin kudapati malam laitul qadar di Ramadhan ini Yaa Illahi Rabbi…. Beri hamba kesempatan untuk kali ini
Yaa Rabbi…. Aku memohon belas kasihan-Mu Aku mengemis keridloan-Mu Kasihanilah … kasihanilah aku yang lemah penuh dosa ini
Allaahumma innaka a'fuu kariim Tuhibu a'fafuanna yaa kariim…. Yaa Allah, Engkau Maha Pemberi Ampunan, pada orang-orang yang meminta ampunan Maka, ampunilah aku….

*Taoyuan, 9 Juli 2015*

FF Pilihan 8 Juli 2015

Sederhana di Hari Istimewa (Zikriani Putri)

"Ser, kamu lebaran tidak beli baju, ya?" kata Mita dengan penasaran.
"Nggak, emang kenapa?" Sambil melanjutkan berjalan mendorong kursi roda pasiennya.
"Cuma heran saja, baju yang kamu pakai ini, kan ... tahun lalu kamu pake juga."
"Ah ... biarin saja, yang penting tidak robek."
"Tapi ... ! Gaji kamu lebih dari cukup untuk membeli baju baru yang kamu suka, lihat bajuku bagus, Ser. Harganya kalau dirupiahkan hampir satu juta." Dengan bangga menunjukkan gamis bunga-bunga yang berwarna pink.
Serly hanya tersenyum melihat temannya itu. "Ser, terima kasih untuk bantuan yang kamu berikan untuk kampung kita yang terkena gempa, " setengah gugup Ani berbicara yang datang tiba-tiba.
"Aku kira Serly itu orangnya pelit, ternyata ..." kata Mita terputus.
"Orang yang dermawan, tidak mementingkan dirinya sendiri." lanjut Ani.

*Taiwan, 8 Juli 2015 *




Kakakku (Enda Asnia)

Seharian ini aku tidak keluar rumah sama sekali. Tak peduli ajakan teman-teman untuk membeli petasan dan kembang api untuk memeriahkan Takbir nanti malam.
Kakakku bilang hari ini dia akan pulang, untuk merayakan hari raya di rumah setelah sekian lama merantau di Negeri orang. Bagaimana aku bisa melewatkan moment kedatangan kakakku tercinta, pikirku.
“Maaf, Dek, mbak nggak jadi pulang hari ini,” isi sms dari Kakakku.
“Aku benci orang yang tak bisa menepati janji,” balasku. Lantas beranjak ke kamar, menangis. Aku kecewa.
“Hayyo, udah gede kog masih nangis,” ejek kakakku sambil menyikap selimut yang menutupi tubuhku. Erat memelukku.

(Changhua, 080715)

Wednesday 8 July 2015

Puisi Terpilih 2 Juli 2015

Kenangan di Bulan Agustus
( Yoan Chandra)


Senja mulai bermanja di langit cakrawala
Kokoh pohon asem dan lembar-lembar hijau keladi menjadi saksi dia berkisah
Agustus, tujuh belas tahun silam di seruas gang kecil kota indahku
Ketika sorak sorai pesta kemerdekaan negeriku berseru

Sosok tua berwibawa, bersarung kotak-kotak hijau dan berpeci hitam
Berkisah tentang masa kecilnya, di zaman penjajahan Jepang
Asap mengepul, keempat bocah terbang terpental, pesawat berlalu tanpa hiraukan yang terjadi
Wenggg wengg ciuuuuutttt duarrrr…!

Seketika senyap, gulita di siang hari baginya
Matanya menangis, cecer darah, tiga raga tak bernyawa
Oh, Tuhan …, Tuhanku
Patahan batang kayu untuk 'entik' masih pada genggamanya

Tiba-tiba, mata sendunya menatapku
Katakan! Apa hasil dari mengeluhmu?
Nikmat mana lagi yang kau dustakan?
Indonesia telah merdeka, bisa kau nikmati sekarang!

Wajahku malu tertunduk
Menatap tanah yang kupijak
Kugenggamnya bersama rintik daun asem yang kering berguguran
Terima kasih, Tuhan …


**Taoyuan, 2 Juli 2015**
Keterangan:
Entik: Permainan anak yang menggunakan media 2 batang kayu panjang dan pendek.







Memori Yang Dikenang (Uci Zahra)

Gejolak suasana bangsa Indonesia Bergembira di antara cekaman yang dilupa sementara Di bumi yang sama darah pahlawan pernah menelaga Dengan bambu runcing teriakkan; merdeka!!!
Demi siapa? Demi penerus khalifah bangsa tercinta Indonesia Raya Sekalipun rupa belum wujud adanya Mereka busungkan dada tak mengenal dilema
Sejengkal langkah terayun pantang menarik kembali sang kaki Menggempur mundur penjajah negeri Meski sampai kini mereka tetap menggerogoti Kemerdekaan hakiki setiap jiwa nurani
Dan kini, mari kembali kita mengingat perjuangan mereka terdahulu Bukan hanya dengan segala pernik acara suka ria Tapi teruskan semangat mereka yang tertinggal adanya Untuk terus bawa Indonesia menjadi bangsa yang benar-benar; Merdeka! Negara maupun jiwa

*2 Juli 2015*

Pantun Terpilih 6 Juli 2015


  • Puasa di Formosa (Bunda Putry)
    Pergi ke pasar beli markisa Pulangnya bawa cencu nai cha Hati bersabar saat puasa Tahan amarah juga dahaga
    Menaruh kopi di atas meja Kue lapis manis rasanya Idul Fitri segera tiba Hati menangis ingat keluarga
    Anak Perawan main ayunan Ibunya Aisah bawa bakul makanan Di Taiwan puasa bayak godaan Tapi insyaAllah full sampai lebaran
    **桃園縣,2015, 7, 6**







Nikmatnya Ramadhan
(Aiyu Nara)

jika hendak buka puasa memang nikmat kalau ada kurma jaga mulut mata telinga agar puasa tak sia-sia
opor ayam pakai ketupat dibungkus janur berlipat-lipat ramadhan datang begitu cepat sayang banget kalau terlewat
lebaran tinggal menghitung hari biasanya nanti ada kenduri jagalah hati jagalah diri agar kita kembali suci

**Hongkong, 6.7.2015**

Pesan Terpilih 4 Juli 2015

  • Makan (Arini Ceria)
    Ngemil, itulah hobbyku dari masa anak-anak hingga sekarang. Bahkan hobby ngemilku sekarang, sudah menular pada putriku. Aku yang sejak kecil berada di bawah asuhan Nenek, Nenek selalu mengajarkan, tidak boleh makan sambil bicara, mengecap dengan keras, apalagi ngemil sambil berjalan dan juga duduk di depan pintu.
    Apa yang selalu diajarkan Nenek padaku, selalu aku ajarkan pada putriku. Aku sangat bersyukur, meski bertahun-tahun jauh dariku. Dia tidak lupa dengan apa yang pernah kuajarkan padanya.
    Trenggalek, 03 July 2015
    ***
    ‪Harga Diri Perempuan (Yuniarti MuZamzam)
    Emakku sangatlah fanatik untuk masalah yang menyangkut pertahanan harga diri. Masih jelas teringat petuah yang dulu sering kudengar.
    "Jadi perempuan itu harus mahal. Jangan enjih sana, enjih sini. Jangan kemayu, apalagi kecentilan. Laki- laki baik pun akan mempermainkanmu, kalau kamu gagal menjaga hargamu. Perempuan cantik itu banyak, tapi yang mampu menjaga harga dirinya, itu yang jarang ditemukan."
    Sungguh itu nasehat yang selalu emak sampaikan padaku dan keempak kakak perempuanku. Nasehat yang menjadi salah satu prinsip hidupku. Sungguh nasehat itu mampu melindungiku hingga sebesar ini. Terimakasih, Mak, tak ada laki-laki yang mampu mempermainkan anakmu.
    Bandar lampung, 4 Juli 2015
    ***
    Diingat dan Melekat ( Riris Sirius)
    Waktu usia 8 tahun orang tuaku selalu bilang satu kata lima huruf yaitu Jujur. 
    Setelah akhil baliq orang tua senantiasa berpesan jaga diri, iman, kehormatan, jangan sampai merusak pagar ayu orang lain.
    Hingga kini pesan-pesan itu tetap mengikat erat di lubuk hatiku. Selamanya dan sampai kapanpun.
    Hsinchu, 4-7-2015
    ***
    Menjadi diri sendiri (Enda Asnia)
    Kita memang tidak kaya harta tapi bukan berarti kita tak punya apa-apa. Kita masih punya usaha dan doa kepada sang pencipta.
    Belajarlah dengan tekun dan bekerja dengan giat dan jujurJadilah diri sendiri, pandai-pandailah menjaga diri.
    Hingga ada yang mampu menjagamu suatu hari nanti.
    Changhua, 040715

Friday 3 July 2015

FF Pilihan - 1 Juli 2015

Menunggu ( Azra Hasyim)

Untuk Aisa, tahun ini adalah tahun pertamanya belajar puasa satu hari penuh. Sepulang dari sekolah TK, ia terlihat tidak beranjak dari pintu. Sesekali ia berdiri, kemudian duduk kemabali di tengah-tengah pintu. 
"Kamu tidak tidur siang, Nak?" tanyaku padanya. 
"Tidak, Bu. Aisa sedang menunggu!" jawabnya.
"Memangnya siapa yang mau datang?" 
"Azan magrib, Bu."

(Taichung, 1/7/2105 )




Tragis
(Dian Ambarwati)

Sepulang dari ngamen, di kolong jembatan. Salah satu anaknya mendapati ibunya sedang memasak, untuk berbuka puasa.  
Dengan terkejut ia bertanya, "Bu, bukankah yang Ibu rebus itu handukku?"
"Adikmu, minta lauk seperti kemarin. Seperti yang ada di nasi kotak, yang dikasih seorang ibu bermobil merah."
Mereka berpelukan.

(Ngawi, 01072015)