Tuesday 3 January 2012

Pembentukan Forum Lingkar Pena Taiwan

Berawal dari diskusi tentang pentingnya menulis serta kesamaan hobi membaca, sekelompok Mahasiswa dan BMI di Taiwan berinisiatif untuk belajar bersama dalam wadah bernama Forum Lingkar Pena.
Hari itu, Ahad 4 Desember 2011 sekitar pukul 9 di salah satu sudut Taipei Main Station, sekelompok pemuda pemudi terlihat duduk di balkon sambil mengobrol. Di dekat pintu utara TMS mereka sepakat untuk bertemu sebelum kemudian bersama-sama menuju Taipei Cultural Center (Pondok Budaya Taipei) untuk mengadakan pelatihan menulis.

Sebelumnya, para WNI di Taiwan yang terdiri dari mahasiswa dan BMI ini telah berkumpul, berdiskusi serta mengadakan pertemuan online rutin selama kurang lebih satu bulan. Mereka adalah siswa, mahasiswa dan BMI yang berasal dari Taichung, Taipei, Chungli, dan wilayah sekitarnya yang berniat untuk mendirikan Forum Lingkar Pena Wilayah Taiwan. Seperti diketahui, Forum Lingkar Pena adalah sebuah organisasi kepenulisan terbesar di Indonesia yang telah mencetak ribuan penulis dan karya baik di dalam maupun luar negeri.
Sekitar pukul 10, para peserta telah sampai ke Pondok Budaya Taipei dengan mengendarai taksi. Setelah berbenah ruangan dan check sound, acara pelatihan dimulai dengan games oleh Co-Trainer, Mbak Yuher. Games seputar perkenalan, juga ice breaking yang ceria membuat peserta saling kenal dan siap dengan konsentrasi penuh menerima materi.

Masuk ke Sesi satu, peserta diberikan penjelasan singkat tentang apa makna menulis dan tujuannya. Mas Ashif  yang berlaku sebagai trainer menyebutkan bahwa sangat banyak manfaat menulis, diantaranya seperti ajang ekspresi jiwa, mengajak kebaikan, menambah wawasan, hingga mencegah kanker. Penyampaian materi dilakukan dengan diskusi interaktif sehingga tidak membosankan.
Penjelasan selanjutnya berkisar tentang bagaimana penulis yang baik. Dalam diskusi disimpulkan bahwa penulis yang baik memiliki sifat positif anak-anak, seperti berani mencoba, terbuka, sensitif dan selalu ingin tahu. Berlanjut ke sesi workshop, Mas Ashif memberi instruksi pada peserta untuk merenungkan kejadian selama hidup baik suka maupun duka lalu menuliskannya dalam kertas warna merah dan biru. Diiringi musik instrumental, peserta menulis sambil hanyut dalam perasaan mendalam. Dalam sesi workshop ini peserta belajar bahwa menulis adalah ekspresi jiwa yang sangat baik dilakukan dengan sepenuh hati dan bahwa mood dapat diciptakan dan tidak harus ditunggu.

Siangnya materi disampaikan oleh Mas Ario. Pada Materi ini peserta belajar tentang bagaimana mengeksplorasi dan berburu ide. Peserta awalnya diajak untuk memilih beberapa gambar yang ditampilkan dan mendiskusikan ide yang muncul dari gambar tersebut. Dalam diskusi, peserta yang dibagi dalam kelompok mampu menuliskan bahkan lebih dari sepuluh ide dalam tiap gambarnya, yang membuktikan bahwa ide sebenarnya sangat mudah dicari.

Berlanjut pada penjelasan selanjutnya seputar Mind Web. Mas Ario menjelaskan bahwa untuk menulis, ide yang sudah ada harus dieksplorasi lebih jauh, salah satunya dengan cara menuliskan lintasan pikiran dalam gambar bercabang yang teratur atau disebut juga Mind Web. Dengan membuat Mind Web ini ide dapat berkembang dan dapat ditulis dengan baik.
Materi dilanjutkan dengan sesi workshop. Pada sesi ini, peserta diminta membuat Mind Web dari gambar yang telah dipilih, lalu membaginya bersama teman-teman yang lain. Dalam sesi berbagi, peserta semakin paham bahwa membuat cerita atau tulisan yang baik ternyata mudah dan menyenangkan. Tak lupa jeda antar sesi diisi oleh games lucu oleh Mbak Yuher, yang membuat peserta tidak bosan menikmati sesi demi sesi.

Apa tanggapan peserta tentang pelatihan? Salah satu peserta termuda, Syakira, yang masih duduk di bangku SD (Guanfu Elementary School, Taichung) menyampaikan, “Pelatihanya bisa memotivasi kita untuk menulis. Syakira ambil banyak pelajaran dari pelatihan kemarin, bahwa kalomau menulis itu dimulai dari dasar. Contohnya cari tema, alur, tokoh”. Peserta lain, Mbak Tina Yanesh, salah satu penulis senior Taiwan memberikan tanggapan bahwa kegiatan pelatihan sangat positif. “Selain menambah ide-ide baru di saat tidak ada mood, pelatihan kemarin juga nambah pengetahuan tentang mengembangkan ide. Sangat jitu kalau bener-bener diterapkan. Kita gak akan kehabisan kata, menulis bisa mengalir”

Pemilihan ketua FLP Taiwan
Setelah pelatihan selesai, para peserta berkumpul untuk mengadakan rapat. Rapat tersebut sebenarnya adalah diskusi lanjutan yang sebelumnya telah dilaksanakan berkala, baik secara langsung maupun online tentang pembentukan Forum Lingkar Pena Wilayah Taiwan. Mas Ashif yang sebelumnya pernah menjadi pengurus FLP Yogyakarta memulai rapat dengan berbagi tentang pengalamannya menjadi pengurus FLP Wilayah. Salah satu yang menjadi syarat terbentuknya FLP di tingkat Wilayah adalah adanya pengurus dan penulis tingkat madya minimal dua orang, serta mengirimkan biodata serta surat permohonan resmi ke FLP Pusat.

Oleh karenanya, rapat sore itu difokuskan pada pembentukan pengurus FLP Wilayah Taiwan. Agenda pertama adalah pemilihan ketua FLP Taiwan. Setelah berbagai macam pertimbangan dan masukan, akhirnya disepakati bahwa ketua FLP Wilayah Taiwan adalah Mbak Tina Yanesh. Sebagai penulis dan penggiat berbagai media di Taiwan Mbak Tina cocok dijadikan panutan dan contoh bagi anggota FLP Taiwan yang nantinya hadir dari seluruh warga Indonesia baik dari kalangan Buruh Migran Indonesia (BMI) maupun mahasiswa yang sedang menjalani hidup di negeri Formosa ini. Mbak Tina menerima amanah tersebut dengan berbesar hati sambil berpesan agar semua membantu dan berpartisipasi dalam segala kegiatan FLP.

Setelah terpilih ketua, kemudian disusunlah pengurus inti FLP Wilayah Taiwan, yang terdiri dari sekertaris, bendahara dan kaderisasi. Terpilih sebagai sekretaris Mbak Siti dan Mbak Tutus sebagai bendahara. Sementara itu kaderisasi yang nantinya akan berperan dalam berbagai kegiatan inti FLP dibentuk menjadi tim yang terdiri dari Mas Ario, Mbak Yuher, Mas Nayo, dan diketuai oleh Mas Ashif. Selanjutnya, pengurus akan mengirim surat ke FLP pusat untuk mendapatkan izin pendirian FLP Wilayah Taiwan sambil terus melanjutkan diskusi yang sudah berlangsung selama sebulan terakhir.
Kehangatan sore hari itu diakhiri dengan foto bersama. Syukur terucap dari lisan para peserta (dan kini telah menjadi pengurus FLP Wilayah Taiwan). Semoga kehadiran organisasi di bidang tulis menulis ini dapat mengawali kebaikan terus menerus serta dapat mencetak penulis dan karya-karya besar dari negeri Formosa. Maghrib menyambut dengan senyum, dan para peserta pulang dengan membawa cita-cita dan mimpi di hati masing-masing. [Ara/FORMMIT]

0 comments:

Post a Comment