Wednesday 8 July 2015

Puisi Terpilih 2 Juli 2015

Kenangan di Bulan Agustus
( Yoan Chandra)


Senja mulai bermanja di langit cakrawala
Kokoh pohon asem dan lembar-lembar hijau keladi menjadi saksi dia berkisah
Agustus, tujuh belas tahun silam di seruas gang kecil kota indahku
Ketika sorak sorai pesta kemerdekaan negeriku berseru

Sosok tua berwibawa, bersarung kotak-kotak hijau dan berpeci hitam
Berkisah tentang masa kecilnya, di zaman penjajahan Jepang
Asap mengepul, keempat bocah terbang terpental, pesawat berlalu tanpa hiraukan yang terjadi
Wenggg wengg ciuuuuutttt duarrrr…!

Seketika senyap, gulita di siang hari baginya
Matanya menangis, cecer darah, tiga raga tak bernyawa
Oh, Tuhan …, Tuhanku
Patahan batang kayu untuk 'entik' masih pada genggamanya

Tiba-tiba, mata sendunya menatapku
Katakan! Apa hasil dari mengeluhmu?
Nikmat mana lagi yang kau dustakan?
Indonesia telah merdeka, bisa kau nikmati sekarang!

Wajahku malu tertunduk
Menatap tanah yang kupijak
Kugenggamnya bersama rintik daun asem yang kering berguguran
Terima kasih, Tuhan …


**Taoyuan, 2 Juli 2015**
Keterangan:
Entik: Permainan anak yang menggunakan media 2 batang kayu panjang dan pendek.







Memori Yang Dikenang (Uci Zahra)

Gejolak suasana bangsa Indonesia Bergembira di antara cekaman yang dilupa sementara Di bumi yang sama darah pahlawan pernah menelaga Dengan bambu runcing teriakkan; merdeka!!!
Demi siapa? Demi penerus khalifah bangsa tercinta Indonesia Raya Sekalipun rupa belum wujud adanya Mereka busungkan dada tak mengenal dilema
Sejengkal langkah terayun pantang menarik kembali sang kaki Menggempur mundur penjajah negeri Meski sampai kini mereka tetap menggerogoti Kemerdekaan hakiki setiap jiwa nurani
Dan kini, mari kembali kita mengingat perjuangan mereka terdahulu Bukan hanya dengan segala pernik acara suka ria Tapi teruskan semangat mereka yang tertinggal adanya Untuk terus bawa Indonesia menjadi bangsa yang benar-benar; Merdeka! Negara maupun jiwa

*2 Juli 2015*

0 comments:

Post a Comment