Tuesday 3 January 2012

I Can Live Without You


Sudah berulang kali ponsel berwarna hitam di sampingku berdering memamerkan suara indah milik Kelly Clarkson yang berjudul because of you.
Telingakupun sudah mulai merasa terganggu. Karena meskipun sudah berulangkali berderingi ternyata pemilik ponsel tidak juga berniat untuk mengangkatnya. Kenapa? entahlah. Aku melirik pada layarnya yang berkedip-kedip mengeluarkan sinar. Sebuah nama tertera disana Bondan. Yang aku tahu Bondan adalah kekasih Nana. Nana pemilik ponsel ini. Dia selalu menolak untuk menjawab panggilan dari kekasihnya.

"Karena gue ngga mencintainya," itu alasan yang ia ucapkan.

Begitu mudahnya ia mengatakan itu. Dulu bukankah dia menerima lelaki itu karena alasan mencintainya. Ah,  perasaan kenapa begitu mudah mempermainkan manusia. Begitu mudah ia berpindah dari hati yang satu ke hati yang lainnya. Bondan dengan Nana, lalu aku dengan dia (kekasihku)  pun sudah menyamai posisinya "bertepuk sebelah tangan".

Aku menertawakan kisah ini. Tertawa...benarkah aku tertawa? Apapun alasannya ini tidak adil bagiku juga Bondan. Dulu, iya dulu saat aku tidak pernah berpikir untuk menempatkan dia dalam kehidupanku. Menjadi lebih penting, bahkan dari diriku sendiri dia memaksakan diri untuk meminta tempat sebagai sosok penting dalam kehidupanku. Mencintainya sama artinya dengan mencampakan diriku sendiri. Dan kini, bahkan dia tak lagi peduli dengan diriku. Saat apa yang terjadi padanya ingin ku ketahui setiap detiknya. Sementara dia tidak lagi mau tahu tentang diriku. Dia menemukan dunianya disaat aku kehilangan duniaku. Sulit, ini lebih sulit dari saat aku menerimanya dalam kehidupanku. Tapi begitu mudah dia menghilangkan aku dari hatinya dan menggantikannya dengan hati yang lain.

Kini aku harus mencari diriku sendiri yang entah kapan mampu kutemui lagi. Aku mencari ludahku sendiri yang telah menguap diterpa terik mentari. Dan dia pergi, sementara aku harus berusaha menghidupkan yang telah mati. Berbagai alasan ia kerahkan untuk menghindariku. Dia tidak lagi menganggapku penting. karena mendengar curhat orang lain ternyata jauh lebih penting buatnya. Di saat aku ingin ia lebih peduli padaku, ternyata dia jauh lebih peduli pada orang lain. Hah...menarik nafas berulang kali lalu membuangnya berulang kali pula. Hanya itu yang kadang membuatku lebih lega walaupun sesaat.


***
Hari ini kita bertemu bahkan memohonpun aku mau. Agar aku mampu menatap bola matanya yang dulu hanya terisi oleh bayanganku. Pada sebuah meja berisi menu makanan kesukaannya yang sengaja aku buat khusus menyambut kehadirannya. Hari ini dia nampak kaku tak ada lagi aku dimatanya. Sepasang mata telah menyatu disana tapi bukan mataku. Aku kalah dengan kenyataan yang menerpaku. Tuhan adilkah ini menimpaku?  dulu aku berusaha menerimanya dalam kehidupanku. Kini kau memindahkannya ke dalam kehidupan lain. Marahkah diri-MU? selama ini aku tak menyadari betapa besar Kau menyayangiku. Dan aku tak peduli akan cintaMU.

Baiklah akan kuserahkan seluruh cintaku pada-Mu, setelah ku kembalikan dia dari kehidupanku ke dalam pangkuanMu. Lihatlah betapa nikmat ia meneguk soup buatanku. Senikmat cinta yang ia tarik dari hatiku. Kini dia memandang ke arahku. Di bola matanya tak ada aku, tak ada siapapun. Bola mata itu kosong seperti tubuhnya yang telah kaku. Dia bukan lagi milikku dan tak akan jadi milik siapapun.

Kini aku hanya milik-Mu. Terimalah aku sebagai hambaMu setelah menghambakan diri padanya yang telah kubunuh karena membunuh hatiku.


MK, 2010September 1 at 11:36pm

komen:


    • Aini Farmania wah bagus mba, tulisannya penuh makna. bagaimana hubungan yg sangat pribadai antara manusia dengan Pencipta-Nya. apalagi paragraf terkahirnya. :)
      12 December 2011 at 11:56 · 
    • Tina Yanesh Ide ceritanya bagus, tapi menurut saya ada sedikit pemborosan kata (terutama paragraf 3, aku juga ku diawal dan akhir kata )
      mungkin bisa dedikit dipangkas ^ ^

      ayo teman2 ikut berapresiasi
      12 December 2011 at 13:06 · 
    • Minie Kholik Makasih Mba Aini Farmania tulisan ini cerita FF tadinya iseng saya masukan event FF 300/350 kata Ubud Writer. makasih apresiasinya Mba. Salam kenal.

      Mba Tina Yanesh iya Mba saya memang sengaja tidak memperlihatkan siapa Nana atau pun Bondan, POV nya kan si aku. jadi konflik si aku yang saya perlihatkan. kalau Nana dan Bondan hanya sebagai pembanding.

      Makasih masukannya Mba. Silahkan saya tunggu masukannya lagi. :)
      12 December 2011 at 13:10 · 
    • YuheRina 于麗娜 Gusman 
      Wow.. saya harus membaca dua kali cerita ini, agar bisa meresapinya dengan sempurna, walau tidak akan pernah sempurna tentunya :) Permainan kata mbak Minie Kholikmantab, saya suka. Kalau mbak butuh partner membuat cerita bersama, saya rasa Mas Nayo Aja merupakan padanan yang pas. Saya merasa ada kemiripan cara penuturan dan pemilihan kata mbak dan mas berdua. Masukan saya mbak.. sedikit saja... pas bagian kalimat pembukanya, agar dibuat lebih mengalir. Trus... klimaksnya kurang dikiiit lagi mbak. Tapi untuk beberapa hal, metode penuturan seperti ini sudah oke sih, gimana Om Ashif Aminulloh? :)
      12 December 2011 at 23:52 ·  ·  1
    • Minie Kholik Mkasih masukannya Mba YuheRina 于麗娜 Gusman. :) iya saya sendiri kadang ngga sadar kalau saya nulis blur, ngga transparan sama seperti cerita Mas Nayo Aja yang tema kapal kemarin itu. Mas Nayo kapan kita duet? :D
      13 December 2011 at 10:26 · 
    • Nayo Aja 
      Klo duetnya nyanyi, kapanpun aku siap mbak Minie Kholik, tapi kalau nulis nanti dulu hehehehehe (masih belum menemukan soulnya, masih berburu)

      Menurutku,
      Ide ceritanya bagus, endingnya juga apik. Diksi ga kalah uniknya. Tapi cerpennya cekak banget. Baru memulai menikmatinya, hmmm..deerrrr terjadi pembunuhan.

      aku ga ngerti maksud kalimat ini ".....Aku mencari ludahku sendiri yang telah menguap diterpa terik mentari........"
      13 December 2011 at 10:48 ·  ·  1
    • Nayo Aja oh iya, penghubung bintang (***) seandainyapun ditiadakan sepertinya ga pengaruh ke keruntutan ceritanya.
      13 December 2011 at 10:51 · 
    • Minie Kholik Cerpen ini memang tadinya tantangan iseng sama beberapa teman dengan judul di atas itu. Trus dibatasi cuma FF 300 kata Mas. jadi terbatas narasinya ini juga sudah saya tambahin beberapa kata.

      Aku mencari ludahku sendiri yang telah menguap diterpa terik mentari........" kalimat ini hanya cara untuk mempertegas bagaimana susahnya Si Aku mengatasi gejolak perasaannya, seperti sesuatu hal yang sulit dan juga sia-sia.
      13 December 2011 at 11:10 · 
    • Minie Kholik ‎***

      Owh iya jg ya, saya hanya ingin memperjelas jeda adegan aja sih Mas. Tapi memang ngga berpengaruh juga sebenarnya :D. Makasih MasNayo Aja untuk masukan dan apresiasinya.

      maaf terputus sama koment yang di atas ke enter duluan :D oke kapan-kapan kalau ada waktu kita duet nyanyi... :)
      13 December 2011 at 11:12 ·  ·  1

0 comments:

Post a Comment