Tuesday 3 January 2012

Si Gadis Lara


oleh Riris Denok pada 4 Desember 2011 jam 21:26

Alhamdulillah.....
suasana pagi yang adem karna hujan semalam,masih menyisakan,tetes-tetes air di pucuk pucuk daun bunga sepatu.Sesekali saya menghirup aroma ke segarannya,kesejukannya,,,hemmmm,,,,nikmat,,,,hemmm mantap.Takhentinya saya terus memanjat syukur kepadaNya,atas rizki pagi ini.Secangkir kopi pahit dan Spasang pisang goreng,telah cukup mampu memuaskan cacing dan kroninya dalam perut saya.hehee
Seperti biasa kegiatan berberes rumah adslah rutinitas wajib yang telah terpatri dlm hitam di atas putih.

Setelah semua dirasa beres,kembali saya menatapnya,layar mungil yg selaalu bs membuat saya berkaca,bersandiwara,tertAwa,sampai sesekali membuat saya menangis.Ajaib bukan??ya memang sangat ajaib.
Iseng saya buka catatan harian saya dalam dokumen layar ajaib itu.
dhegkkk...hati saya seakkan terhenti......
Gadis itu menatap saya,dia berdiri di ambang pintu luar tempat saya mengontrak.Tubuh yg kurus,kulit yg hitam,dengan rambut yg spti tak terurus,baju sepertinya ala kadarnya,tp mata itu,mata itu nampak penuh gejolak keingin tahuan.
Sebentar saya tersenyum pada sang gadis mungil.
"sini dik,kl mau belajar gabuung aja,gak usah malu"ajakku pada si Gadis kecil.
tidak ada jawaban,lalu perlahan dia meninggalkan kontrakkan saya.Saya hanya bisa menghela nafas,meski sejujurnya penuh tada tanya dlm otak saya.
Satu jam saya sudah mengajari adik-adik di komplek sekitar kontakan saya.ketika kami beristirahat,kembali saya melihat Si Gadis kecil ditempat semula saya melihat.
Kembali saya tersenyum.Tapi sperti ttp saja saya tak mendapatkan Snyum berbalas senyum.
Sore setelah adik-adik Kmplekpulang,tak sengaja saya melihat Si Gadis kecil duduk di emperan rumah.
Kesempatan ini tak saya lewatkan untuk memenuhi keingin tahuan saya tentang Si Gadis kecil.
"sini,,,,sini dik,masuk jangan diluar??"kuraih tangan mungil yg tampak ujung kuku-kunya menghitam.Kesempata untuk mendekatinya trs bergerilya dlm benakku.
"namanya siapa dik?" tanyaku,tentu saja jurus andalan senyum menggoda lady gaga pun aku kerahkan,demi mendapat satu senyum dan keakraban.
"la,,,,,lara" suara itu pelan,bahkan lbh pelan dr tiupan bau kentut mbok Gemi tetangga saya di kampung.
" Lara,,,,nama yg indah"pujiku tetap dengan senyum renyah Luna Maya."Lara kelas berapa,sdh sekolahkan?
Nampak Lara menunduk dalam,tak ada jawab dari mulutnya yg mungil,tak kulihat lagi telaga mata yg penuh gejolaak keingin tahuan itu.
Meski agak ragu kucoba memecahkan kebisuan diantara kami.
"kalau Lara suka belajar kapan aja Lara boleh dateng dan baca buku,kakak senang bisa mengajari Lara,sebisa kakak,itu ada buku cerita Lara boleh membacanya,gak usah takut.Jelas saya panjang lebar .
Sesaat kepanya mulai terangkat,senyumnya pun telah merayap memberi harapan pada saya.
"uda bisa baca?" dia hanya menggeleng.
Lara kelas berapa?
sembilan tahun kelas satu,jawabnya dengan lugu.
Apa!!!9tahun SD kelas satu.heheee bodoh juga ya(( batin saya mengejeknya))
Sebelum kenegatifan saya semakin menggila dn tak karuan.


Tiba-tiba,saya di kagetkan dengan suara sinting memanggil nama Lara,panggilan itu persis seperti panggilan pok bariah di sinetron televisi kesukaan ibu saya.
Sontak Lara pun berlari menyongsong panggilan perempuan tambun,berpakaian daster,rambut ber jepit role,dengan bibir persis kaya bibir tombro.
Aku hhanya bs berdiri di ambang pintu kntrakan,melihat adegan penindasan.



keesokan harinya.
kontrakan saya tampak sangat ramai,meski masih dua bulan di daerah bekasi tp anak-anak disini tergolong anak yang menggemari belajar,hanya keadaan yg tak mendukung mereka.


Mira pernah bercerta pada saya,guru di Sekolah hanya megajarkan,baca buku halaman ini sampai ini,lalu kerjakan soal tanpa ada penjelasan cara mengerjakannya.Hal ini cukup bisa di maklumi,karna satu orang guru harua merangap menjadi dua sampai tiga kelas.
boleh dibilang ini sangat memprihatinkan.
Mira juga bercerita tentang keadaan Lara.
Dari sana saya bahwa Lara gadis kecil yg sangat menderita,dari usia balita sudah di ajari mengamen,perang melawan kerasnya kehidupan jakarta.Naik turun gerbong gerbong kereta api,hanya untuk mencari recehan seratus rupiah,setiap kali pulang dari sekolah,tanpa mengamen maka ibunya tak memberinya izin makan.
Lara gadis kecil yg malang,harus membanting tulang menghidupi adik sedarah denganya,tiap tengah hari bernyanyi di stopan,demi sang adik yang di sayanginya.
Mendengar cerita demi cerita adik adik kecil di sekitar kntrakan saya,hati ini sangat miris,nyaris putus asa,melihat keterpurukan,minimnyapendidikan,dan perlindungan anak anak.
Dalam hati saya Lara harus bs baca,setidaknya dia bisa mengejanya.
15 hari,saya bersaha engenalkan hurup pad Lara,,,,akhirnya dia bisa mengeja.
"Lara,,,,,kamu hebat,kamu pasti bisa ,,,,terus rajinlah membaca".kakak beri buku ini untuk kau baca ".
Sebuah buku "CINDERELA"buku yg selalu diliriknya tp tak mampu meraihnya.


Tak terasa dua bulan telah berlalu,aku hrus kembali ke jawa,sedihh,harus meninggalkan sahabat-sahabat kecil saya.
Dalam hati saya hanya bisa berharap,muda-mudahan kesempatan bertemu dengann Lara Lara yg lain masih diberikan oeh TUHAN.
""Alisss....lissss""teriak si bos yg membuyarkan lamunan dan bayang gambar suram yg membekas dlm lubuk jiwa saya.
"yes mom"saya ngibrit kayaa kucing di khitan ama yg empunya.nyonya saya heran melihat sumringahnya wajah saya.
Lu,,walass kan,Lu kenape?(kamu sehat kan,kamu knapa?)
Dengan bangganya saya menjawab..PAGI INI SAYA TELAH belajar BERSYUKUR,dari Si Gadis Kecil Lara.Bahwa saya lebih Seribu kali beruntung dari dia.
Bos hanya garuk garuk kepala,tanda dia lebih O,ON DR SAYA...
Bekasi,awal 2010

komen:


  • YuheRina 于麗娜 Gusman 
    Keren mbak... dari gaya penulisan Mbak Riris, tulisan ini berpotensi menjadi cerita penuh pesan moralitas dengan humor2 ringan. Btw, ini nulis nya pake hp? :D Oh iya, kalau masukan dari saya... mungkin perlu perbaikan dalam pemilihan kata ya mbak... sehingga pembaca bisa merasakan apa yg mbak rasakan ketka menuliskan cerita ini. atau mengiring pembaca ke situasi yang ingin di ciptakan dalam tulisan ini :) logika menulis saya rasa juga perlu kita pertimbangkan, seperti kalimat berikut: "hati saya seakkan terhenti..", mungkin yang di maksud detak/degub jantung? Atau hatinya berhenti memompakan aliran darah? :D *komen dr sy yang sedang membayangkan senyum manis Lady Gaga seperti apa :P*
    5 December 2011 at 16:40 ·  ·  2
  • Riris Denok Terimakasih banyak atas pelajaran dr mbak,saya mencoba blajar lagi,salam kenal,maaf ini nulis pakai HP .......

    heheee,,,,senyum lady Gaga kaya tomat hampir masuk ke wajan,dibiKn sambel terasi...
    5 December 2011 at 17:09 via Mobile · 
  • Tina Yanesh Maksud dari tulisan sebenanrnya dah nyampe, bagus, tapi perlu diperhatikan lagi dalam mengetik hurufnya bnyak yang kurang/berubah jadi huruf kapital.
    diawal kalimat percakapan setelah tanda petik pake huruf kapital.
    "Sini dik....
    Riris.. semangat.... EYD -nya. ya ^ ^
    5 December 2011 at 17:17 ·  ·  1
  • Riris Denok okey m.Tina,,,,,謝謝妳,加油,, ,
    5 December 2011 at 17:19 via Mobile ·  ·  1
  • Nayo Aja 
    Ide ceritanye menarik. Mungkin emosinya yang seharusnya lebih dalam digali dari konflik yang telah dibangun, dan dalam menggali emosi ini tentu tetap memperhitungkan relevansi di kehidupan nyata, jadi pembaca lebih tersentuh dengan kondisi Lara dan kehidupan sosial yang digambar dicerita ini. Yang nantinya pembaca lebih tersentuh dan menangis saat membacanya.

    Btw mbak Riris Denok ini, tinggal dimane ye? Taiwan kah? Sebelah mana? Salam kenal.
    5 December 2011 at 17:28 · 
  • Riris Denok m.Nayo .... makasih atas saranya,saya akan bljar lagii..
    .
    .
    didaerah Yilan ,timur yilan station.
    lam krnal balik:-)
    5 December 2011 at 19:20 via Mobil

0 comments:

Post a Comment