Tuesday 3 January 2012

Rahasia Hati Wida

Cuaca hari itu sangat panas, usai jam istirahat siang cewek cewek imut ini kembali dalam kelas setelah menikmati menu kantin Mbok Jah.

“Gimana nih kelas panas banget, mana AC rusak lagi.” Ujar Ita yang sibuk mengipaskan buku untuk mengipasi wajahnya

“Iya nih,  miskin banget kelas kita!” Ujar Ratih tidak kalah sibuk mengelap keringat yang membasahi wajahnya.


“Fik, boleh usul gak nih!, Aku sama Wida keberatan syarat diacara ultah Dewi itu, masa gara-gara kita gak punya gandengan terus kita gagal hadir?” Ucap Ratih dengan mulutnya yang agak dimonyongkan.
“Aduh sorry banget Rat, itu dah ketentuan yang punya gawe.” Ujar Fika dengan mimik wajah yang dibuatnya serius.
“Iya nih gak adil banget, kalian pada punya gandengan yang belum kelabakan deh!” Kata Wida baru angkat bicara yang sedari tadi hanya diam sebagai pendengar.
“Alah, jangan binggung non! tinggal pilih tuh, ada Agus, Rudy apa Heru, play boy sekolah kita juga sedang menanti cintamu.” Goda Ratih,yang diiringi tawa teman-temannya.
“Udah-udah! Mereka kan bukan krateriaku.” Sahut Wida sambil cemberut.

.Sore itu, setelah mengerjakan tugas sekolah Wida melihat-lihat majalah remaja yang diantar pak pos tadi sore, satu persatu wajah-wajah cover boy  diperhatikannya,
Wah ! ganteng-ganteng juga nih poto cowok, pikir Wida.
Wida tidak ada mood untuk membaca isi majalah yang biasanya menjadi acara sore hari yang selalu menarik dengan cerita-cerita cerpennya yang bikin penasaran.
Majalah di tangannya dilihat halaman demi halaman hanya untuk dinikmati gambarnya.
Mendadak pikirannya teringat pada kakak Ita yang diam-diam telah membuat hatinya bergetar, tapi nyalinya menciut setelah tau sikap Jody yang cuek.
Pedekate yang dilakukan Wida seperti tidak ada artinya, karena Jody seperti robot terlalu kaku dan dingin.
Seperti tadi siang saat Ita mengajak Wida menumpang mobilnya, Jody duduk disamping Pak Dirman, pandangannya lurus kedepan tidak ada basa basi sedikitpun.
Angkuh banget tuh cowok, jangankan menyapa senyumnya aja mahal sekali, kata Wida dalam hati.
Tiba-tiba lamunan Wida buyar, karena Tony telah duduk disebelahnya.
“Gimana Wid, bagus gak dengan model kacamata baruku?” Tanya Tony sambil bergaya dengan kaca mata barunya,
“ Ko kaca mines gelap sih kak,?” Ujar Wida sambil memperhatikan kaca mata kakaknya.
“Gaul non ! ini yang lagi trendy, kalau panas gak usah ganti pake sunglass  lagi, praktis  dech . Gimana Wid penampilanku lebih keren gak, rada-rada mirip Afgan gak ?!”  Kata Tony sambil bergaya didepan cermin dengan pedenya.
“Apa kak , Afgan?” Wida menahan tawa ,”Iya … Afgan kecemplung got kaleee…”  Teriak Wida sambil berlari menjauh dari Tony yang siap untuk menjambak rambutnya.
“ Awas loe ya! “  Teriak Tony sambil mengepalkan tangannya.
Tawa Wida pun pecah seiring suara keras pintu kamarnya yang ditutup dengan cepat karena Tony mengejarnya.
Dua bersaudara ini  kadang tingkahnya kocak sekali, Tony yang sok ngartis menjadi sasaran empuk Wida yang kadang hobby jail sama kakaknya.

Pelajaran hari itu cukup membuat pusing para siswa, selain udara begitu panas cacing-cacing dalam perut juga sudah  meberikan warning menagih jatah, namun ada juga yang menguap menahan kantuk,  Agus seorang siswa yang selalu merasa  cakep dan playboy ini terkejut saat penghapus yang dilempar Bu Diah menyerepet kepalanya.
Yang lain menahan senyum melihat keterkejutan Agus yang persis orang linglung.
“Rasain loe!” kata Ratih sambil cekikikan.
“Huust !” Kata Wida sambil meletakkan jari telujuk dibibirnya.
Suara lonceng 3 kali terdengar bertanda jam pelajaran telah usai., waktu telah menunjukan 13.30 menit, mereka berhamburan keluar kelas memburu angkutan umum yang menuju rumah masing masing.
“ Wid, pulang bareng Aku aja, kebetulan hari ini dijemput” Ajak Ita sambil menjejeri langkah Wida.
“Gak usah lah Ta, gak enak numpang ko sering-sering , biar aku naik angkot aja” Kata Wida. Karena dia sebenarnya sungkan dengan Jody yang selalu cuek padanya.
“ Gak apa-apa, rumah kita kan satu jurusan.”  Ucap Ita lagi menahan langkah Wida agar bersedia ikut dengannya.
“ Ok kalau gitu.”  Ujar Wida akhirnya.
Tidak lama kemudian sedan warna krem menghampiri mereka, seperti biasanya Jody hanya diam duduk disamping Pak Dirman dengan antengnya. Sedangkan Wida dan Ita duduk di jok belakang, sesekali Wida mencuri pandang kearah Jody yang selalu tidak pernah lepas dari kaca mata ribennya.
Cowok cakep ini telah menorah perasaan di hati Wida.
Cakep banget ini cowok, kenapa sikap dia cuek begitu habis patah hati  kali. Gerutu Wida dalam hati. Entah mengapa tiba-tiba degup jantung Wida semakin cepat dan berdebar, perasaan salah tingkah menyelimuti hatinya.
“Kamu Wida ya, gimana kabarmu?”  Suara Jody memecah kesuanyian.
“Be.. betul kak! saya Wida, eh… baik-baik aja ko, kak Jody sendiri gimna kabarnya?” Jawab Wida tergagap dia tidak menyangka cowok angkuh ini akan menyapanya.
“Aku juga baik-baik saja, “ jawab Jody, tanpa menoleh kearah lawan bicaranya walaupun kesannya agak terpaksa.
Perjalanan 20 menit terasa singkat bagi Wida, sebelum akhirnya dia turun dari mobil meninggalkan sahabatnya  juga si keren Jody.

Kesokankan harinya, kantin Mbok Jah penuh sesak dengan para pengunjung, seperti biasa kelompok Wida CS kumpul satu meja. Berbagai menu mereka pesan susuai selera masing-masing.
Bakso dan es kelapa muda, di kantin Mbok Jah ini menjadi santapan paling nikmat untuk mengganjal perut yang lapar.
“Wi ,gimana kalau undangan ke acara ultah itu di rubah,keberatan nih dengan syaratnya,atau mungkin aku boleh ngajak kak Tony ya!?” Kata Wida sambil memasukan bola-bola daging sapi kedalam mulutnya.
“ Eeiitt tidak sah dung ! gak ada tawar menawar Wid, itu udah ketentuan.”   Sela Dewi tidak mau kalah.
“Iya dech boleh ajak kakakmu aja Wid!”  kata Fika sambil cengengesan…
“ Huuu .. Fika biar bisa kenalan kan?”  Olok Ratih sambil ketawa ngakak.
“ Gak rugi kan,buat cuci mata gitu lho!” ujar Fika malu-malu.
“Mau dikemanain tuh si Tommy, bisa-bisa bunuh diri nanti.” Goda Ratih lagi.
Diam-diam Ryan mencuri dengar obrolan Wida dan teman-temannya.
“Wid gimana kalau Aku temani ke acara ultahnya Dewi, kebetulan aku juga lagi kosong nih!?” Ujar Ryan dengan penuh percaya diri. sementara Wida cuek saja pura-pura tidak mendengar ucapan Ryan.
“Boleh juga tuh! tapi ada syaratnya lho, kerjain dulu PR fisika dari Pak Herman baru Wida mau kamu temani”  Ujar Fika diiringi sorak para cewek yang ada di kantin.
Akhirnya Ryan diam deangn wajah yang sedikit memerah.cowok satu ini terlalu pede dengan kegantengannya yang tidak seimbang dengan kepintarannya.

Waktu terus berlalu,acara ultah Dewi tinggal 3 hari lagi, tapi Wida belum bisa menemukan calon yang cocok untuk dijadikan parner. Wida berniat pedekate sama Ita agar membujuk kakaknya untuk ikut diacara ultah Dewi. Sore itu Wida berencana mengajak Ita mengerjakan tugas sekolah di rumahnya, tapi sayang Ita tidak bisa meniggalkan Jody sendirian.
“Kak Jody kurang sehat Wid, Ibuku gak di rumah, kalau perlu apa-apa kakakku tidak bisa melakukannya sendiri, kamu aja ke rumahku!” ucap Ita tadi siang, saat Wida menawarkan belajar kerumahnya.
Cowok angkuh itu ternyata anak Mami juga, kata Wida dalam hati.
Sehabis makan makan siang Wida langsung menuju ke rumah Ita, nampak sahabatnya itu telah menuggunya di teras,
“Masuk Wid,sorry ya kakaku lagi gak sehat, kasihan kalau sendirian di rumah.”  Ujar Ita, meminta pengertian dari sahabatnya.
“Gak apa-apa ko!” jawab Wida sambil menghenyakkan pantatnya di sofa.
”Eh, bentar Wid, sepertinya kakakku manggil.” Kata Ita sambil bergegas masuk keruang tengah.
Sepeninggal Ita, Wida bangkit dari duduknya dan melihat-lihat barang yang ada dalam ruangan. Diperhatikannya barang-barang yang menurutnya luxes itu dengan kekaguman, maklum orang kaya barangnya kebanyakan produk luar negeri.
Wida memberanikan diri masuk keruangan dimana Jody biasa duduk menghadap komputernya , dia perhatikan barang-barang yang ada di rungan tersebut, saat matanya menuju komputer yang biasa digunakan kakak sahabatnya itu, pandangannya seperti tidak percaya, sekali lagi dia mengucek matanya, ya Tuhan tidak salahkah penglihatanku? Wida seperti bertanya pada dirinya sendiri, lalu dia  meraba komputer yang bertulisan “timbul” tersebut, jadi? Jody itu seorang….? Belum sempat Wida berpikir lebih jauh ia mendengar ada suara langkah kaki mendekat. Dengan langkah berjingkit Wida bergegas menuju ruang tamu lalu duduk seperti biasa, walau dalam hatinya dipenuhi rasa gelisah yang tidak menentu.
Nampak Ita keluar dari ruang tengah dengan segelas jus jeruk di tangan lalu menyodorkannya pada Wida, tanpa pikir dua kali Wida meneguk minuman yang diberikan Ita sampai setengahnya.
Selama mengerjakan tugas dari sekolah Wida lebih banyak diam dan setelah semuanya selesai tanpa berbasa basi dia berpamitan untuk pulang.

Malam itu hati Wida diliputi rasa gelisah, dia sama sekali tidak bisa memejamkan matanya. Pikirannya teringat akan apa yang dilihatnya tadi sore,ya… komputer milik Jody itu bertulisan Braille.
Dia sama sekali tidak mengira kalau cowok yang dikaguminya selama ini seorang penderita Tunanetra. Bagaimana mungkin aku mengharapkan senyum Jody sedangkan dia tidak pernah melihat senyumku, pikir Wida disela tarikan nafasnya yang terasa berat menyesakan dada.
Ia jadi teringat sikap Ita yang suka mengalihkan pembicaraan bila ada teman yang bertanya tentang kakakknya, Wida tidak pernah membayangkan gimna perasaan Ita jika dia tahu ada orang lain  mengetahui keadaan Jody yang sebenarnya.
Padahal selama ini Ita bangga dengan kakak yang dikagumi banyak cewek.
namun Wida berjanji, dia akan menyimpan dalam hati perasaannya terhadap Jody , dan demi menjaga perasaan sahabatnya Wida juga tidak akan bercerita kepada siapapun apa yang dilihatnya tadi sore.
Biarlah hanya aku dan Tuhan yang tahu! Aku juga pasrah kalau memang harus mentlaktir teman sekelas,gara-gara tidak ada parner. walaupun begitu tetap dengan prinsifku semula, mempertahankan setatus jomlo sampai selesai sekolah SMU nanti, Kata Wida dalam hati. Lalu dia pun terlelap tanpa ada beban lagi dihatinya.
*****

By Tina Yanes

komen:



    • YuheRina 于麗娜 Gusman ini udah boleh di komen? :D
      11 November 2011 at 15:24 · 

    • Tina Yanesh silahkan mbak.. mau di koyak2 juga boleh ^ ^
      11 November 2011 at 15:27 · 

    • Okti Li wah, kalau yg ini saya udah bosen ah.... hehehe, dah ketemu berkali-kali. Jadi bingung mo kasih koment apa lagi? :-P Teh Tina Yanesh
      11 November 2011 at 15:32 · 

    • Tina Yanesh okti ketemu dimna? mimpi apa ngelindur ^ ^
      11 November 2011 at 15:35 · 

    • YuheRina 于麗娜 Gusman 
      saya mau komen ya... :P tapi nggak sesuai "tema" (penokohan). Biar klo masalah sesuai tema... Pak Ashif Aminulloh aja yg eksekusi :) Saya mau komen terkait beberapa hal... 1. Tanda baca ^_^ Mbak Tina suka lupa kasih titik :D; 2. Penggunaan kata asing, seingat saya mesti di miringkan; 3. Spasi: sesudah koma, harusnya ada spasi mbak. (atau ini ngetikny pake hp?). Sesudah titik, menuju kalimat berikut juga mesti ada spasinya; 4. Tanda seru (!) merupakan tanda baca dan mengakhiri sebuah kalimat, jadi kata selanjutnya harusnya pakai huruf besar :) ; 5. Sesudah kalimat langsung, "bla-bla-bla", harusnya ada koma mbak atau titik kalau sudah berakhir (eh bener g y? CMIIW); 6. Sesudah koma, jangan huruf besar ya mbak... itu dulu.. :)

      11 November 2011 at 15:38 ·  ·  4

    • Tina Yanesh makasih ^ ^
      11 November 2011 at 15:39 ·  ·  2

    • YuheRina 于麗娜 Gusman tambahan buat kita semua: http://bahasaindonesiakita.wordpress.com/2008/06/26/memahami-kalimat-langsung-dan-tak-langsung/

      bahasaindonesiakita.wordpress.com
                               
      11 November 2011 at 15:51 ·  ·  3 · 

    • Tina Yanesh nambah ilmu Mbak... makasih ^ ^
      11 November 2011 at 15:55 · 

    • Siti Allie Kayaknya udah pernah baca yah....
      11 November 2011 at 23:56 · 

    • Tina Yanesh ya semoga sebelum komen dibaca dl he he ^ ^
      11 November 2011 at 23:58 · 

    • Siti Allie iya bener kok udah pernah baca hehe..ngotot.com
      12 November 2011 at 00:01 · 

    • Ashif Aminulloh 
      oh... saya baru ngeh pas di akhirnya, ternyata cerita intinya adalah ttg Jody...:D
      saya boleh komen ya:


      1.ini cerpen remaja yg ringan dan renyah. sgt bagus u menembak sasaran anak muda yg butuh byk bacaan n referensi nilai. dg itu kita bs dakwah=mngajak kebaikan dg kasih contoh pd mereka d cerpen ini.

      2.penokohan sdh bagus, mb Tina bikin tiap2 tokoh punya karakter khusus, kl bs ini dikembangkan, lebih detil, misal si Ita tu suka bawa headset kemana2 karena suka musik, si wida paling risih sama kotor, jd tisu di tasnya ada 3 bungkus. dg lebih detil pembaca bs paham org ini siapa, org ini siapa, bahkan kl sudah jago bikin karakter.kita tidak menyebutkan namanya pun g masalah, krn pembaca pasti sudah tahu. oh... ini si A, ini si B.

      3.alur dan adegan, ini yg kuran kl menurut saya. cerpen yg baik adalah yg sempit dan dalam. tokoh dan adegannya sedikit, tapi fokus. bs jadi cerpen itu cm berisi satu tokoh di satu tempat dan satu waktu.
      dlm menggarap cerpen ini sbtulnya mb Tina bs lebih fokus pd cerita Jody dan Ita/Wida, krn kl terlalu byk adegan pembaca malah jadi kurang bs meresapi msg2 karakter n paham dg alur yg mau dibentuk. nah u itu, bs bbrepa adegan d potong ky yg Wida dan Tony, kakanya. hmm.. atau mungkin memang dari awl lgsg saja diceritakan ttg resahnya si wida/ita terhadap jody.

      anyway, cerpen sudah bagus... mau dikirim kemana mb?

      12 November 2011 at 06:49 ·  ·  3

    • Hafnidar Hasbi 
      Congrt Mb Tina Yanesh, cerpennya dah jadi dan layak dipublish! membaca cerpen Mb Tina serasa sy msh berusia belasan tahun, senang :). Ketika msh membaca di awal2 cerita, sy jd teringat tmn sy wkt SMU, dia selalu pede mempertahankan prinsipnya bhw ke ultah itu tdk mesti dgn partner co, apalagi hrs punya pacar, meskipun jelas tertulis di undangan wajib dgn partner (sorry curhat noltalgia sdkt)....:)). Sebagai pembaca, sy menangkap cerpen ini byk menceritakn ttg wida yg mencari partner dan tiba2 berakhir dgn kekagetan stlh mengetahui keadaan Jody. Setuju dgn comment Mas Ashif di atas, agar lbhh fokus pd kisah "pencarian" wida, paragraf terakhir baiknya dirubah sedikit, misalnya lbh ke cerita...setelah mengetahui Jody cacat, Wida tetap memutuskan meminta Jody jd partner atau Wida memutuskan tdk berangkat ke ultah atau Wida ttp menyimpan kekaguman pad jody meski tdk bs memintanya jd partner....:)

      12 November 2011 at 07:41 ·  ·  2

    • Tina Yanesh makasih masukannya ms Ashif, cerpen ini koleksi dari doc saya ^ ^
      saya dari dl suka nulis cerpen remaja, (terinsfirasi dr majalah remaja kali he he),
      tulisan saya masih banyak kurangnya, seperti pendapat senior saya lainnya, tah itu EYD, plot yang melompat taupun pengembangan prosa yang minim, insyaalloh masih terus belajar dan mohon bimbingannya

      terima kasih moga kedepannya bisa lebih baik lagi..

      12 November 2011 at 11:25 ·  ·  1

    • Tina Yanesh Hafnidar.. maaf saya belum kenal ini cowok pa cewek..*_~

      iya mingkin prosa saya kurang, dan sepertinya saya cuma menambahkan dikit diending cerita, yang intinya Wida menerima kalau harus menlaktir bakso teman2nya.. intinya dia akan datang without parner ^ ^

      mohon bimbingannya ya.. makasih dah sudi kasih masukan salam kreatif ^ ^

      12 November 2011 at 11:28 · 

    • YuheRina 于麗娜 Gusman Kak Hafnidar Hasbi insyaAllah perempuan Mbak Tina Yanesh :)
      12 November 2011 at 14:10 ·  ·  1

    • Tina Yanesh Mbak Yuher makasih infonya... ko pake insyaalloh he he *curiga.com *maaf
      salam kenal Mbak Hafnidar hasbi...*jabat tngn ^ ^

      12 November 2011 at 14:13 ·  ·  1

    • Hafnidar Hasbi trims mb YuheRina 于麗娜 Gusman penjelasannya. Mb Tina Yanesh, Insya Allah itu 99persen benar dan 1 persen lg faktor tak terduga (misal: sisi maskulin...hehe..:) salam kenal kembali mb :)
      12 November 2011 at 14:16 · 

0 comments:

Post a Comment