Tuesday 3 January 2012

Senja Di Atas Raflesia

Oleh: Zainatus Zahra

" Ayo nduk.. naik, jangan bengong saja, lihat dibelakang banyak yang antri " ajak kakeknya pada Tina yang masih ragu untuk menaiki tangga kapal. " benar tante, demi Desi yach, kali ini saja...! rengek gadis kecil yg sdh mulai tumbuh remaja.

Langkah demi langkah kakinya mulai menaiki tangga kapal, terasa gemetar namun dikuatkanlah hatinya demi gadis kecil yang sangat ia sayangi, untuk menemui sisa keluarga yang tinggal seorang.  " nduk apa tidak sebaiknya kita masuk saja, disini nanti anginnya kencang" pinta kakek. " tidak kek, kita disini saja, disini lebih aman jika ada apa-apa" jawab Tina.

" ya sudah, jika kamu berfikir begitu, kamu sudah dewasa masalalu jangan difikirkan lagi yach....! nasehat kakek sambil menepuk-nepuk bahunya.

Derit kincir air bawah kapal mulai terasa bergetar, suara pluit panjang kapal terdengar dengan terlepasnya rantai jangkar, perlahan kapal melaju dengan tenang yang seolah-olah tidak meninggalkan riak gelombang air laut.  Digenggamnya besi pembatas bibir kapal dengan erat sambil memejamkan mata tanpa terasa mengalir butiran air mata.

Masih jelas dalam ingatan Tina peristiwa 12 tahun silam. Betapa gembira ia ketika Ayahnya mengajak berlibur  ke Samarinda menemui keluarga adiknya. Segala keperluan, ia bersama ibunya yang mempersiapkan, tidak lupa oleh-oleh lemper buatan ibunya yang sangat lezat, dalam perjalanan laut dari pelabuhan Tanjung Perak- Samarinda  ditempuh 4 hari lamanya, diatas kapal tidak henti-hentinya ia berkeliling dan berlari-lari, sikapnya yang lincah waktu masih remaja membuat ia cepat kenal pada seluruh awak kapal.

Namun tiba-tiba entah apa yang terjadi ada hantaman keras yang disertai ledakan dan ia tidak sadarkan diri sejenak namun terasa sesak nafasnya oleh air dan ia menggapai-gapai mencari apa yang bisa dipegang.

Karunia ilahi yang memberi pertolongan dengan papan  lalu diraihnya dengan nafas terengah-engah kesadarannya kembali, ia menoleh kekanan - kekiri bibirnya berkata " ibu..... ayah.... dimana kalian, ingin rasanya ia berteriak namun bibirnya terasa kelu. Hatinya sedih, takut dan gelisah menunggu apa yang akan terjadi, tak terasa air matanya mengalir bercampur air laut. Yaaa....Allah, tolonglah hambamu, tolonglah orang tua hamba.... hatinya berdo'a memohon pertolongan dariNya. Ia berfikir sendirian ditengah lautan dengan hanya bermodal papan yang selebar badannya bagaimana bisa bertahan... kakinya terasa kaku, perih sudah tidak terasa lagi yang mungkin ia tidak tau sedalam apa lukanya.
perlahan-lahan ombak mulai tenang namun ketakutan pada ikan buas masih belum mereda ditajamkan telinganya berharap ada suara orang yang memanggil-manggil namanya namun tidak jua terdengar dan hatinya kembali pilu. harapan kembali ada ketika sayup-sayup terdengar suara yang perlahan-lahan terdengar, dimiringkan kepalanya ingin memperjelas pendengarannya, yach... suara tangisan... tangisan... tangisan seorang bayi, mustahil mungkin aku hanya mimpi "pikirnya lagi. tapi suara itu semakin jelas. yach... bener bayi, dimana ya...! ia kembali menggapai-gapai tangannya mencoba mendekati arah suara tangisan itu, naluri pertolongannya sangat kuat tanpa peduli rasa sakit dikakinya itu.

"subhanallah...ya..Allah kau selamatkan bayi ini. " syukurnya lirih. tampak bayi perempuan yang diselimuti berbaring diatas ban pelampung, ditariknya tali pengikat pelampung itu dan diikatkan pada papan yang menyangga sebagian tubuhnya. kehadiran Tina mungkin sedikit menghibur bayi itu yang tadinya sendirian sehingga dia tidak menangis lagi. dihiburnya bayi yang kira-kira usia 3bulan dengan nyanyian lirih namun tiba-tiba bayi itu menangis sangat keras yang membuatnya bingung tak tau harus berbuat apa. sudah habis tenaga yang terkuras pandangannya mulai pudar namun ia berusaha tetap sadar lalu diambilnya tali pelampung bayi itu yang masih tersisa dan diikatkan pada badannya dengan sampul mati untuk menjaga kemungkinan ada ombak besar lalu ban pelampung bayi itu dinaikkan diatas papan, sehingga aman tuk sementara badan bayi dari percikan air laut. entah seberapa lama suara tangisan bayi itu mereda, ia ketakutan, dilongoknya bayi itu.

 "ternyata bayi itu matanya berbinar-binar tersenyum melihatnya, lucu.. sekali.. adik manis jangan nangis ya.... sebentar lagi kita pasti pulang.." hiburnya.

"oooooooi,oooooooi,.... ada orang yang masih hidup gak...? teriak beberapa orang  yang  memecah lautan diatas perahu boat. ooooooooi... ada orang tidak..!

Ia perlahan-lahan mendengar suara itu tapi tenggorokannya kering, tak ada suara yang keluar... dicoba lagi...gagal lagi... dicoba lagi..gagal lagi... adikku gimana ini... kita tak bisa pulang.....? rintihnya sambil terisak menahan tangis, namun tiba-tiba bayi itu menangis sekencang-kencangnya hingga terdengar oleh orang diatas perahu itu.
Ada suara bayi.... suara bayi.." mana, aku kok tidak dengar.."kata seorang lagi. benar... ada suara bayi... coba dengar baik-baik.

iya.. benar, aku mendengarnya... ayo kita cari.." ajak pria yang memimpin diperahu itu.
Disana... itu.. lihat, ada seorang lagi disampingnya... Allah hu akbar.. mereka masih hidup.." kata orang yang terjun menolong Tina dan bayi itu.

"nduk... apa yang kamu pikirkan, kok dari tadi berdiri disitu, ayo makan..? 1 jam lagi kita sampai kok..! ajak kakek yang sedari tadi memperhatikannya.

"kamu ingat masalalu ya... ingat almarhum ibu-ayahmu yang sampai sekarang tidak diketemukan..? selidik kakek Rudi yang dulunya seorang Nahkoda kapal, dialah yang membantunya dan merawat bayi itu yang sekarang sudah remaja, Desi namanya yang sesuai dengan almarhum ibunya. Dan dia mengundurkan diri sejak peristiwa kecelakaan tabrakan kapal penumpang dengan kapal selam.

"benar kek, Tina sangat sedih dan trauma dengan peristiwa itu." lebih-lebih Desi mau bertemu dengan keluarganya diSamarinda. Hati Tina sangat sedih kek, kehilangan dia, Tina sebatang kara lagi " katanya menahan tangis.

" tante... Desi tidak mau berpisah dengan tante, Desi hanya ingin kenal dan tau keluarga almarhum orang tua desi.." kata Desi sambil merangkul Tina.

"sudah,sudah...kalian semua cucu-cucu kakek, jangan ingat masalalu lagi yach.. tuh lihat pantainya sudah kelihatan.. bagus kan...''nasehat kakek yang menyejukkan hati mereka.
yach... senja... yang indah, yang menyejukkan dan menenangkan gejolah hati Tina yang tersimpan sekian lama, diatas kapal Raflesia hatinya berdo'a pada yang Kuasa mudah-mudahan kedua orang tuanya tenang dialam sana.

komen:


  • Tina Yanesh Selamat datang mbak Tutuz, salam kenal ^ ^

    yee ada namaku he he, ceritanya bagus ^ ^

    20 November 2011 at 13:13 · 

  • Yoest Tina Kulon nuwunnnn..
    20 November 2011 at 13:18 · 

  • Tina Yanesh monggo mbak Yoest ^ ^, maaf kemarin ku masukin rumah ini..
    mari berbagi ilmu, masukan yang membangun saling mengoreksi karya ya ^ ^...
    ayo mbak kami tunggu karyanya ^ ^
    jangan tkt salah , tulisan bukan untuk dibedah he he

    20 November 2011 at 13:41 ·  ·  1

  • Nayo Aja 
    Kalau diminta komen, mau aja tapi takutnya ga berbobot, mas Ashif Aminulloh yang nantinya komen beneran.


    Dua kali aku membacanya. Pertama tak sempat ngasih komen karena baca di layar 1.9 inches ku dg keypad yg nga' bgt buat ngetik, kedua baru saja.

    Aku suka judulnya. Kesannya gimana gitu, dan sebenarnya mengharap ceritanya lebih dramatisir atau romance (yang biasa aku suka). Beberapa paragraf pembuka ok, aku menikmati dan dapat menangkap gambaran indah. Tapi sayang (menurutku dan subjektif bgt ini) penggambaran kecelakaan kapal yang tragis ku rasakan gagal. Terlalu buru, to the point atau terlalu klise. Padahal saya yakin mbak Zainatuz Zahrara bisa dan memiliki kemampuan lebih dalam bermain kata-kata.

    22 November 2011 at 12:10 · 

  • Nayo Aja Oh iya, untuk urusan EYD sepertinya itu PR kita bersama. Jadi mari belajar bareng. Mungkin itu saja dari aku.
    22 November 2011 at 12:11 ·  ·  1

  • Zainatuz Zahra iya buru'' sih, jd terkesan kurang dlm menggambarkn alur kecelakaan. mngkin dbidang cerpen aku tdk bakat ya... cerbung atau novel X,he,he.....terlalu bnyk ide...
    22 November 2011 at 12:38 · 

  • Nayo Aja Semangat mbak, mungkin karena cuma sehari buatnya. hehehehe karena desakkanku hari sabtu, yang bilang harus jadi minggunya. Tapi mengingat waktu yang sempit dah Ok koq. Tetep semangat. lagian komentator benerannya bukan aku hehehehe
    22 November 2011 at 12:41 · 

  • Zainatuz Zahra siapapun yg komen bgku smua sm, slma 7annya membamgun itu baik kok..! ayo.... mn yg lain...? atau bikin tugas lagi..? smakin bnyk latihan bknkah lebih bagus..!
    22 November 2011 at 12:44 ·  ·  2

  • Tina Yanesh cerpen , cerbung pa novel saya kira gak jauh beda mbak ^ ^
    justru kata mereka yang pintar nulis cerpen itu lebih simpel, dengan 10-15 menit habis dibaca.. he he
    seperti kata Naya, mungkin EYD ya ^ ^

    22 November 2011 at 12:51 · 

  • Tina Yanesh Naya= Nayo... maaf jangan jitak ya ^ ^
    22 November 2011 at 12:51 · 

  • Nayo Aja hampir njitak, ternyata dah dibenahi.Ga jadi deh hehehehe oh iya, kita ingatkan Mbak Siti Allie katanya mau kirim cerpen hari ini. xixixiixix
    22 November 2011 at 12:53 ·  ·  1

  • Tina Yanesh iya... dah ancang2 kabur xixixi
    iya siti mau posting tulisan pake semedi dl takut dikritik sampai muntah darah katanya ha ha

    22 November 2011 at 12:55 ·  ·  1

  • Zainatuz Zahra gk apa''...lucu aja,asal ttp cowok yo nang..! aku kurang bs bt cerita pendek yg alurnya langsung ngena gtu.
    22 November 2011 at 12:56 · 

  • Zainatuz Zahra wah lebih mantap gtupake semedi apa lg sambil minum larutan menara 101,ha,ha....
    22 November 2011 at 12:58 ·  ·  1

  • Tina Yanesh ha ha, siap tar siti posting tulisan qt terkesima bacanya.. , *pasti yang diomongin lagi nyengir nahan tawa xiixix
    22 November 2011 at 13:04 · 

  • Ashif Aminulloh 
    Selamat datang buat mb Tutuz. Cerpen Senja di Raflesia ini menurut saya sgt bagus, dipenuhi dg pergulatan batin Tina yg terbentur keadaan dan keluarga, juga ditambah setting kapal yg menarik. Sangat bagus u cerpen yg hanya digarap dalam wak...See more


    www.jamesnfrey.com
    James N. Frey Writing and Storytelling Intensives
    22 November 2011 at 22:40 ·  ·  2 · 

  • Zainatuz Zahra trmksh pak guru ats koreknya, emang kdng sy bnyk ide tp susah hrs mmulainya dr mana. ini jd peljrn bt sy. insyaAllah..
    23 November 2011 at 08:47 · 

0 comments:

Post a Comment